Rabu, Desember 03, 2014

Filled Under:
PENGEMBANGAN KARAKTER



Pengembangan karakter yaitu suatu komponen karakter yang mengandung nilai perilaku dan dilakukan secara bertahap yang saling berhubungan antara pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan sikap atau emosi yang kuat untuk melaksanakannya. Pengembangan karakter ini biasanya dilakukan di instansi - instansi yang berhubungan dengan sistem pendidikan. Misalnya pengembangan karakter di sekolah SMA, agar SMA tersebut melahirkan siswa-siswi yang baik, juga membuat siswa-siswi tersebut memiliki komitmen untuk melakukan berbgai hal yang terbaik dilingkup sekolah tersebut dan melakukan segalanya dengan benar dan akan memiliki tujuan dalam hidupnya.
Karakter juga dapat dikembangkan melalui tahap pengetahuan, pelaksanaan dan kebiasaan. Tetapi karakter juga harus menjangkau emosi dan kebiasaan diri.Sehingga membentuk tiga komponen karakter yang baik dengan pengetahuan tentang emosi, penguatan emosi tentang moral dan perbuatan tentang tindakan moral.pengetahuan tentang moral dapat menjadikan seseorang membangun nilai-nilai moral, logika moral dan keberanian diri seseorang dalam mengambil sikap hingga meningkatkan kepercayaan diri. Penguatan tentang moral ini menuntuk untuk menguatkan emosi sehingga menjadi seseorang yang berkarakter, misalnya seseorang itu mampu untuk bisa lebih sadar dan peka terhadap derita orang lain, juga mampu mengontrol diri sehingga tidak mudah marah dan bisa meningkatkan kepercayaan dan akan kesadaran jati diri.  Pengetahuan tentang tindakan moral merupakan hasil dari dua komponen karakter lainnya yaitu mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik maka harus dilihat dari aspek kompetensi, keinginan dan kebiasaan.
        Pengembangan karakter seseorang sangat ditentukan oleh bagaimana suatu keluarga mengasuh anaknya sejak dini. maka dari itu, peran keluarga sangatlah penting dalam pembangunan karakter seseorang. Dalam hal ini seorang ibu sangat berperan penting untuk bisa mengembangkan karakternya. Dan keluarga yang harmonis dimana adanya saling interaksi yang berjalan lancar antara seorang ibu dan ayah dengan kasih sayang kepada anaknya, maka akan memeberikan lingkungan yang kondusif bagi pembentukan anak.

Menurut Erikson, kesuksesan orang tua membimbing anaknya dalam mengatasi konflik kepribadian di usia dini sangat menentukan kesuksesan anak dalam kehidupan sosial di masa dewasanya kelak (Erikson, Identity: Youth and Crisis, 1968).


25 KARAKTER YANG HARUS DIKEMBANGKAN
  1. Kereligiusan. Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.
  2. Kejujuran. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.
  3. Kecerdasan. Kemampuan seseorang dalam melakukan suatu tugas secara cermat, tepat, dan cepat.
  4. Tanggung jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan YME.
  5. Kebersihan dan kesehatan. Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang bersih dan sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
  6. Kedisiplinan. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
  7. Tolong-menolong. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya menolong orang.
  8. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif. Berpikir dan melakukan sesuatu berdasarkan kenyataan dan/atau nalar untuk menghasilkan cara dan/atau produk baru atau termutakhir.
  9. Kesantunan. Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.
  10. Ketangguhan. Sikap dan perilaku pantang menyerah atau tidak pernah putus asa ketika menghadapi berbagai kesulitan dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehingga mampu mengatasi kesulitan tersebut dalam mencapai tujuan.
  11. Kedemokratisan. Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
  12. Kemandirian. Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
  13. Keberanian mengambil risiko. Kesiapan menerima risiko/akibat yang mungkin timbul dari tindakan nyata.
  14. Berorientasi pada tindakan. Kemampuan untuk mewujudkan gagasan menjadi tindakan nyata.
  15. Berjiwa kepemimpinan. Kemampuan mengarahkan dan mengajak individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dengan berpegang pada asas-asas kepemimpinan berbasis budaya bangsa.
  16. Kerja keras. Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.
  17. Percaya diri. Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.
  18. Keingintahuan. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
  19. Cinta ilmu. Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.
  20. Kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain. Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.
  21. Kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial. Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum.
  22. Menghargai karya dan prestasi orang lain. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
  23. Kepedulian terhadap lingkungan. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya.
  24. Nasionalisme. Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
  25. Menghargai keberagaman. Sikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan agama.




0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEREMPUAN PERINDU SYURGA.