Selasa, Desember 29, 2015

Masyarakat Membutuhkan Agama

(Analisis Tema Agama dan Masyarakat)

Para pakar memiliki beragama pengertian tentang agama. Secara etimologi, kata “agama” bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan diambil dari istilah bahasa Sansekerta yang menunjuk pada sistem kepercayaan dalam Hinduisme dan Budhisme di India. Agama terdiri dari kata “a” yang berarti “tidak”, dan “gama” berarti kacau. Dengan demikian, agama adalah sejenis peraturan yang menghindarkan manusia dari kekacauan, serta mengantarkan menusia menuju keteraturan dan ketertiban.
Ada pula yang menyatakan bahwa agama terangkai dari dua kata, yaitu yang berarti “tidak”, dan gam yang berarti “pergi”, tetap di tempat, kekal-eternal, terwariskan secara turun temurun. Pemaknaan seperti itu memang tidak salah karena dala agama terkandung nilai-nilai universal yang abadi, tetap, dan berlaku sepanjang masa. Sementara akhiran a hanya memberi sifat tentang kekekalan dankarena itu merupakan bentuk keadaan yang kekal.
            Maksud agama ialah untuk mempersatukan segala pemeluk-pemeluknya, dan mengikat mereka dalam suatu ikatan yang erat sehingga merupakan batu pembangunan, atau mengingat bahwa, hokum-hukum agama itu dibukukan atau didewankan. Ad-din berarti nasihat, seperti dalam hadis dari Tamim ad-Dari r.a. bahwa Nabi SAW bersabda: Ad-dinu nasihah. Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, bagi siapa?” Beliau menjelaskan: “Bagi Allah dan kitab-Nya, bagi Rasul-Nya dan bagi para pemimpin muslimin dan bagi seluruh muslimin.” (HR. Muslim, Abu Dawud, Nasa’i dan Ahmad).
Pengertian Masyarakat Menurut An-Nabhani bahwa masyarakat adalah sekelompok individu seperti manusia yang memiliki pemikiran perasaan, serta sistem/aturan yang sama, dan terjadi interaksi antara sesama karena kesamaan tersebut untuk kebaikan masyarakat itu sendiri dan warga masyarakat.
Dalam kehidupan bermasyarakat agama berfungsi sebagai pengatur kehidupan dan mengatasi persoalan-persoalan bermasyarakat agar tidak terjadi kekacauan dan perpecahan, karena agama mengatur hubungan antara manusia dengan penciptanya sekaligus hubungan manusia dengan manusia lainnya, mahluk lainnya dan lingkungannya. Agama mengajarkan apa yang baik dan apa yang buruk untuk kehidupan individu maupun kehidupan bermasyarakat. Di setiap ajaran agama diajarkan bahwa manusia selalu menjaga keharmonisan antara makluk hidup dengan lingkungan sekitar supaya manusia dapat melanjutkan kehidupannya. Secara garis besar agama memiliki fungsi  edukatif (memberikan bimbingan dan pengajaaran dengan perantara petugas-petugasnya), fungsi penyelamatan (di dunia dan akhirat), fungsi pengawasan sosial (meneguhkan dan mengamankan kaidah-kaidah susila yang baik bagi kehidupan moral warga masyarakat), fungsi memupuk persaudaraan dan fungsi transformative (mengubah bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat).
Konflik keagamaan dicegah dengan memantapkan kerukunan hidup umat beragama. Departemen Agama mengambil kebijakan pemantapan kerukunan umat beragama melalui upaya sebagai berikut:
1. Para pembina formal termasuk apatur pemerintah dan para Pembina non formal yakni tokoh agama dan tokoh masyarakat merupakan komponen penting dalam pembinaan kerukunan antar umat beragama.
2. Masyarakat umat beragama di Indonesia yang sangat heterogen perlu ditingkatkan sikap mental dan pemahaman terhadap ajaran agama serta tingkat kedewasaan berfikir agar tidak menjurus kesikap primordial.
3. Peraturan pelaksanaan yang mengatur kerukunan hidup umat beragama perlu dijabarkan dan disosialisasikan agar bisa dimengerti oleh seluruh lapisan masyarakat, dengan demikian diharapkan tidak terjadi kesalah pahaman dalam penerapan baik oleh aparat maupun oleh masyarakat, akibat adanya kurang informasi atau saling pengertian diantara umat beragama.
4. Perlu adanya pemantapan fungsi terhadap wadah-wadah musyawarah antar umat beragama untuk menjembatani kerukunan antar umat beragama.
Diharapkan dengan upaya-upaya tersebut kerukunan umat beragama menjadi mantap sehingga konflik keagamaan dapat dicegah di tanah air tercinta ini.


Referensi : http://mahendraxacti.blogspot.co.id/2013/11/agama-dan-masyarakat.html

Tak Selamanya Teknologi Selalu Menguntungkan Manusia

 (Analisis Tema Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan)

Jika bicara teknologi tak akan habisnya, karena teknologi itu akan terus bekembang dan selalu bermanfaat bagi penggunanya. Akan tetapi dengan semakin berkembangnya teknologi khususnya di dunia industri akan banyak yang terkena dampak dari teknologi tersebut. Kenapa demikian, karena apabila disuatu perusahaan yang bergerak dibidang industri. Pemilik perusahaan tersebut tentunya ingin selalu untung. Dengan adanya teknologi yang membuat sebuah mesin yang akan mempermudah pekerjaan dan akan lebih efektif, efisien maka pemilik perusahaan tersebut akan antusias untuk memiliki mesin tersebut agar bisa semakin untung dalam bisnisnya dan semakin banyaknya sebuah mesin diperusahaan maka akan banyak juga pengurangan tenaga kerja diperusahaan tersebut akhirnya banyak pegawai yang di PHK kemudian menjadi pengangguran karena sulitnya mencari pekerjaan lalu kemiskinan akan membayangi para pengangguran tersebut.


Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak semuanya teknologi itu akan membuat semua orang senang, tapi banyak orang – orang yang terkena dampak negatif dari teknologi tersebut. Sehingga pengangguran semakin bertambah dan bertebaran disuatu negara, khususnya di negara Indonesia. Tak hanya itu, selain teknologi  berdampak negatif bagi manusia juga berdampak negatif bagi lingkungan sekitar. Misalnya teknologi yang berada disebuah pabrik maka akan menghasilkan limbah dan limbahnya akan mencemari lingkungan. Kemudian dari teknologi transportasi seperti kendaraan bermotor atau mobil jika terlalu banyak kendaraan yang jalan maka akan terjadi polusi udara.

Sebagai kesimpulan, teknologi pada dasarnya bermanfaat bagi kita semua. Memang ada dampak negatif dari penggunaan teknologi tersebut. So, bijaklah dalam menggunakan teknologi.



Referensi : http://everythingshareonline.blogspot.co.id/2011/11/teknologi-menguntungkan-atau-merugikan.html

Berujung Ketidakakuran Antar Kelompok


(Analisis Tema Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat)

Setiap negara pasti tidak selalu damai, ada saja warganya yang selalu membuat keributan seperti tawuran, kerucuhan pedemo dengan aparat kepolisisan dll. Begitupun dengan Indonesia yang sering terjadi ketidak rukunan antar warganya, sehingga terjadi perkelahian hingga tawuran antar warga. Mungkin karena di Indonesia ini memiliki banyak suku sehingga ketika suku yang berbeda itu ketemu maka ada suku yang tidak bisa menerimanya dan akhirnya terjadi pertentangan antar kedua suku tersebut. Tak hanya itu akhir – akhir ini juga banyak kejadian yang hampir serupa dengan pertentngan kedua suku tersebut yaitu tawuran antar sekolompok siswa yang berbeda sekolah hingga menimbulkan korban kematian akibat tawuran tersebut.
Kenapa hal itu bisa terjadi? Siapa yang bertanggung jawab atas kejadian teresbut? Siapa yang harus disalahkan?

Asumsi saya kenapa bisa terjadinya sebuah pertentangan sosial seperti terjadinya tawuran antar kelompok karena biasanya timbul dari masalah kecil dan sepele lalu  bubuyutan” ujarnya. Jadi sebenarnya karena hal – hal yang sepele yang harusnya bisa diselesaikan diwaktu itu juga malah menjadi bumerang oleh kedua pihak karena memperbesar masalah kecil tersebut. Kalau harus yang bertanggung jawab yah sebenarnya kalau diliat dari kasus tawuran antara sekolah A dengan B, seharunya orang tua dan guru – guru dari kedua sekolah tersebut harus bisa berunding dan menyelasaikan masalah ini agar tidak terulang lagi kejadian tawuran ini. Dan siapa yang harus disalahkan sebenarnya mereka – mereka yang dulunya memperbesarkan masalah sepele tersebut.
masalah tersebut dibesar – besar sampai melibatkan antara banyak orang. Kemduain karena ada juga  orang yang beradu domba menjelek – jelekan kedua kelompok berbeda tersebut akhirnya kedua kelompok itu tidak bisa  menerimanya dan terjadilah tawuran.  Dan dari pengalaman pribadi saya ketika dulu masih sekolah SMP, ketika saya sedang berjalan pulang saya melihat beberapa kelompok yang berbeda sekolah saling adu mulut kemudian saling pukul hingga membuat keributan kemudian saya panik, lari dan minta bantuan ke warga setempat untuk menghentikan tawuran itu. Ketika tawurannya sudah dibubarkan oleh warga, saya sempat bertanya kepada salah satu warga kenapa kedua kelompok  itu bisa melakukan tawuran. “Hal itu sudah biasa, karena dari sekolah A memiliki rasa dendam ke Sekolah B, masalahnya itu karena ada salah satu siswa  sekolah A pernah dilabrak oleh sekolah B itupun kejadiannya sudah sepuluh dekade terakhir. Tapi masalahnya sampai saat ini masih dibawa – bawa dan belum bisa diselesaikan jadi kedua kelompok ini selalu jadi musuh

Copyright @ 2013 PEREMPUAN PERINDU SYURGA.